Luar biasa! Satu penyelamatan! Kalimat ini sering terdengar setelah aksi menyelamatkan bola yang hampir masuk ke gawang. Rocket League, permainan yang menggabungkan sepak bola, balap mobil, dan pertempuran, telah menarik lebih dari 20 juta pemain sejak peluncurannya. Namun, kesuksesan ini tidak datang secara instan. Di balik pencapaian tersebut, terdapat tahun-tahun kerja keras dan usaha yang tak kenal lelah.
Dave Hagewood, pendiri dan CEO Psyonix, memulai kariernya di awal 2000-an sebagai modder, menciptakan mod untuk game seperti Unreal Tournament. Keberhasilannya dengan mode Onslaught, yang menambahkan kendaraan ke dalam game, membuka jalan bagi kariernya di industri game. Pada 2005, Hagewood mendirikan Psyonix dan mulai mengembangkan game menggunakan Unreal Engine 3, yang akhirnya menjadi dasar untuk proyek-proyek besar di masa depan.
Psyonix kemudian mengembangkan ide awal yang terinspirasi oleh Onslaught menjadi konsep game dengan mobil yang bisa melompat dan meningkatkan kecepatan. Awalnya, mereka fokus pada mode pertempuran, namun segalanya berubah ketika mereka mencoba menambahkan bola ke dalam permainan. Ide ini menjadi obsesi mereka, yang akhirnya melahirkan Supersonic Acrobatic Rocket Powered Battle Cars pada 2008. Meskipun game ini memiliki komunitas kecil, ia gagal menarik perhatian media dan pasar lebih luas.
Namun, Psyonix tetap yakin dengan konsep ini dan mulai mengembangkan sekuelnya, yang akhirnya dikenal sebagai Rocket League (2015). Perubahan besar termasuk penyederhanaan gameplay, peningkatan fokus pada multiplayer, dan desain visual yang lebih cerah serta menyenangkan. Psyonix juga memperbaiki infrastruktur online dan menambahkan mode musim untuk membantu pemain baru.
Salah satu keputusan penting adalah peluncuran Rocket League secara gratis di PS+, yang membawa banyak pemain baru. Meskipun server sempat mengalami masalah karena lonjakan pemain, komunitas memberikan dukungan besar, yang membantu game Raja99 ini berkembang pesat. Psyonix terus mengupdate game secara rutin, menjaga agar pemain tetap terlibat tanpa membagi audiens dengan konten berbayar yang mempengaruhi gameplay.
Dengan lebih dari 20 juta pemain, Rocket League telah menjadi fenomena global. Game ini tidak hanya populer sebagai hiburan, tetapi juga berkembang menjadi eSport yang menarik perhatian banyak pemain profesional. Psyonix tetap fokus pada inovasi, sambil menjaga agar Rocket League tetap menjadi game yang hidup dengan pembaruan dan dukungan yang terus menerus.